Senin, 13 Juni 2011

suhu

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan sulit dikendalikan salah satunya adalah suhu/temperatur. Dalam praktek, iklim (suhu dan cuaca ) sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan kebutuhan, ditambah lagi dengan fenomena pemanasan global akibat radiasi matahari yang penyinarannya jatuh secara total akibat lapisan ozon yang telah menipis.
Kalaupun bisa memerlukan biaya dan teknologi yang tinggi. Iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi pertanian. Karena sifatnya yang dinamis, beragam dan terbuka, pendekatan terhadap cuaca/iklim agar lebih berdaya guna dalam bidang pertanian , diperlukan suatu pemahaman yang lebih akurat teradap karakteristik iklim melalui analisis dan interpretasi data iklim. Mutu hasil analisis dan interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode analisis yang digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu data.
Oleh karena itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antar instasi pengelola dan pengguna data iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan. Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang di ukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer. Pengaruh suhu terhadap mahkluk – mahkluk hidup adalah sangat besar sehingga pertumbuhannya benar – benar seakan –akan tergantung padanya, terutama dalam kegiatan pertanian. Kita ambil contoh tumbuhan – tumbuhan dimana tanaman layaknya mempunyai keinginan akan suhu tertentu, artinya tanaman itu tidak akan tumbuh dengan baik bila syaratnya tidak terpenuhi, juga berpengaruh pada proses pematangan buah makin tinggi suhu makin cepat proses pematangan buah.
Dengan suhu yang tinggi benih – benih akan mengadakan metabolisme lebih cepat, akibatnya apabila benih – benih di biarkan aatau di tanam pada dataran atau tanaman tinggi maka daya kecambahnya akan turun. Jadi pada tanaman juga ada suhu maksimum, atau suhu optimum yang di inginkannya
Alat pengukur suhu adalah Termometer. Secara Umum Termometer terbagi tiga, yaitu Termometer Celcius, Termometer Reamur, Termometer Kelvin dan Termometer Fahrenheit. Untuk menentukan system skala suhu digunakan titik acuan bawah dan titik acuan atas.
Kapasitas Kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda satu satuan suhu. Perpindahan Kalor ada tiga macam yaitu Konduksi, Konveksi, dan Radiasi. Konduksi (hantaran panas) adalah rambatan kalor yang tidak di ikuti perpindahan massa. Konveksi (aliran panas) adalah rambatan kalor yang mengikuti perpindahan partikel-partikel zat perantara. Radiasi (pancaran kalor) adalah perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mengenai suhu yaitu sebagai berikut ini:
1. Mahasiswa atau praktikan mengetahui definisi suhu
2. Mahasiswa atau praktikan mengetahui cara menentukan suhu suatu wilayah
3. Mahasiswa atau praktikan mengetahui cara penggunaan alat pengukur suhu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:
 C:R:(F-32) = 5:4:9 dan
K=C - 273.(derajat)
 Karena dar Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, maka dari itu, untuk mengubah suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena jika kita menggunakan Kelvin akan lebih rumit untuk mengubahnya ke suhu yang lain. Contoh: K=R 4/5X[300-273] daripada: C=R 4/5X27 Sebagai contoh:
C = \frac{5}{9} \left({F - 32}\right)dan  F = \frac{9}{4}{R + 32}.
Alat Ukur Suhu
Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur (to measure).
Termometer yang sering digunakan
Termometer yang biasanya digunakan untuk mengukur suhu sebagai berikut:
1. Termometer bulb (air raksa atau alkohol)
Menggunakan gelembung besar (bulb) pada ujung bawah tempat menampung cairan, dan tabung sempit (lubang kapiler) untuk menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian cairan. Berdasar pada prinsip suatu cairan volumenya berubah sesuai temperatur. Cairan yang diisikan kadang-kadang alkohol yang berwarna tetapi juga bisa cairan metalik yang disebut merkuri, keduanya memuai bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan
Ada nomor disepanjang tuba gelas yang menjadi tanda besaran temperatur. Keutungan termometer bulb antara lain tidak memerlukan alat bantu, relatif murah, tidak mudah terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok untuk laboratorium kimia, dan konduktivitas panas rendah.
Kelemahan termometer bulb antara lain mudah pecah, mudah terkontaminasi cairan (alkohol atau merkuri), kontaminasi gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang rumit (pencelupan). Penggunaan thermometer bulb harus melindungi bulb dari benturan dan menghindari pengukuran yang melebihi skala termometer.
·      Sumber kesalahan termometer bulb:
- time constant effect, waktu yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler
- thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, akan banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya
- cairan (alkohol, merkuri) yang terputus
- kesalahan pembacaan
- kesalahan pencelupan
2. Termometer spring
Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer. Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer bergerak naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut pointer bergerak turun. Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan digital.
Penggunaan termometer spring harus selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/ gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan harus diletakkan di tempat yang tidak terpengaruh getaran.
3. Termometer non kontak
Termometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sebagai suhu, dengan mengetahui jumlah energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek dapat dibedakan.
4. Termometer elektronik
Ada dua jenis yang digunakan di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri menggunakan nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga disebut sebagai sensor Pt-100. Pt adalah simbol untuk platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga tersedia.
Satuan Suhu
Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur. Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering digunakan di dunia. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 untuk lebih tepatnya).
Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F.
Sebagai satuan baku, Kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K.
Mengubah Skala Suhu
Cara mudah untuk mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius ke Fahrenheit setelah menggunakan cara itu, ditambahkan
  • 77 °F pada skala Celsius adalah 5/9 x (77-32) = 25
Perlu untuk kita ketahui bersama bahwa dibumi ini pernah tercatat suhu paling dingin. Suhu paling dingin di bumi pernah dicatat di Stasiun Vostok, Antarktika pada 21 Juli 1983 dengan suhu -89,2 °C.
Pengaruh Suhu terhadap Tanaman Pertanian
Fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh langsung terhadap aktivitas pertanian terutama proses perakaran tanaman didalam tanah. Apabila suhu tanah naik akan berakibat berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsur hara sulit diserap tanaman., sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan air dalam tanah, dimana sampai pada kondisi ekstrim terjadi pengkristalan. Akibatnya aktivitas akar/respirasi semakin rendah mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman jadi lambat sehingga proses distribusi unsur hara jadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi lambat. Demikian pula dengan suhu yang terlalu tinggi terjadi aktivitas negatif seperti terjadi pembongkaran/perusakan organ. Suhu maksimal dan minimal berpengaruh terhadap hasil produksi. Hal inilah yang menyebabkan hasil panen padi Indonesia menjadi rendah.
Hubungan Suhu Bagi Pertumbuhan Tanaman.
Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan.Menurut Sutarno at all (1997) Studi tentang perilaku kejadian tiap organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan iklim disebut dengan fenologi.

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu
Pelaksanaan praktikum Agroklimatologi mengenai suhu dilaksanakan di Balai Penelitian Agro Techno Park (ATP) di daerah Glumbang Kabupaten Muara Enim pada tanggal 27 – 28 Maret 2011.

B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum tentang suhu adalah sebagai berikut:
1. Termometer bola biasa
2. Tabel hasil pengamatan

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari pengukuran angin menggunakan anemometer adalah sebagai berikut:
1. Siapkan alat thermometer biasa
2. Atur posisi alat tersebut dengan diberikan pelindung atau semacam naungan
3. Lihat pada thermometer air raksa untuk mengetahui suhu maksimum
4. Lihat pada thermometer alkohol untuk mengetahui sushu minimim
5. Kemudian catat besaran atau nilai suhu pada tabel hasil pengamatan.

BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil dari pengamatan tentang suhu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No
Waktu (WIB)
Suhu
Suhu Rata - rata
Minimum
Maksimal
1
17. 00
26
31
28,5
2
17. 30
26
34
30
3
18. 00
25
26
25,5
4
06. 00
25
34
29,5
5
06. 30
25
34
29,5
6
07. 00
25
34
29,5
7
07. 30
25
34
29,5
8
08. 00
25
34
29,5
9
08. 30
25
34
29,5
10
09. 00
25
34
29,5
11
09. 30
25
34
29,5
12
10. 00
25
34
29,5
13
10. 30
25
34
29,5
14
11. 00
25
34
29,5
15
11. 30
25
34
29,5
16
12. 00
25
34
29,5
B. Pembahasan
Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda. Kita dapat mudah menganalogikakan, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti bahang dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.
Setiap benda yang perubahan bentuknya sebagai fungsi dari suhu dapat digunakan sebagai thermometer. Perubahan bentuk ini akibat pemuaian thermal. Pada umumnya yang dipakai dalam instrumen klimatologi adalah air raksa dalam tabung kapiler gelas.
Termometer biasa  digunakan mengukur suhu udara sesaat, zat cair yang digunakan adalah air raksa. Umumnya termometer ini disebut termometer bola kering yang dipasang berdampingan dengan termometer bola basah. Kedua termometer ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua termometer pengukur suhu udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca. Maksudnya adalah termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi dari bumi.
Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna sangkar cuaca putih menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat mempengaruhi pengukuran suhu udara.
Perpindahan Kalor ada tiga macam yaitu Konduksi, Konveksi, dan Radiasi.
Konduksi (hantaran panas) adalah rambatan kalor yang tidak di ikuti perpindahan massa.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dari pukul 17.00 sampai dengan pukul 12.00. Kita dapat mengetahui kisaran suhu pada wilayah di Balai Penelitian Agro Techno Park yaitu terlihat pada table. Dari table pengamatan yang diperoleh, maka kita dapat memberikan sebuah gambaran bahwa suhu pada pukul 06.00 sampai 12.00 memiliki nilai suhu yang sama.
Sedangkan pada pukul 17.00 sampai pukul 18.00 hari sebelumnya memiliki kisaran nilai suhu yang berbeda. Kita dapat memberikan sebuah penjelasan suhu antara pukul 06.00  sampai pukul 12.00 adalah suhu harian pada hari tersebut. Sedangkan suhu pada pukul 17.00 sampai pikul 18.00 adalah suhu harian pada hari sebelumnya.
Suhu dalam budidaya tanaman sangat berpengaruh. Hal ini disebabkan suhu suatu wilayah mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat tumbuh secara optimal jika didukung dengan suhu yang cukup optimal bagi pertumbuhan tanaman. Jika suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Bahkan dapat menjadikan tanaman layu atau bisa sampai mengalami kematian.
Penting rasanya pengetahuan untuk mengukur suhu suatu wilayah, karena hal ini membantu kita khususnya dalam proses budidaya tanaman untuk melakukan budidaya tanaman yang cocok pada daerah tersebut. Dengan mengaetahui besaran suhu, maka kita dapat mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan terjadi atau bisa terjadi pada tanaman yang kita budidayakan.
Selain itu juga, suhu juga berpengaruh pada pembuahan tanaman. Suhu yang terlalu rendah akan menghambat atau menggangu pembuahan tanaman. Karena dalam hal ini hormon dalam tanaman  tersebut tidak dapat bekerja secara optimal.
Untuk mengetahui suhu suatu wilayah, maka perlunya suatu pengetahun tentang penggunaan alat pengukur suhu. Penggunaan thermometer biasa yaitu yang mengandung dua buah thermometer yaitu thermometer yang berisi alcohol untuk mengukur suhu minimum dan thermometer yang berisi air raksa yang digunakan untuk mengukur suhu maksimal.
Pada hakikatnya, penggunaan thermometer ini tidaklah susah. Hanya dibutuhkan ketelitian dalam pembacaan suhu yang terdeteksi pada thermometer. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian dan juga penglihatan yang normal untuk melihat kisaran nilai suhu yang terbaca.
Setiap tanaman budidaya, dalam hal ini tanaman pertanian memiliki kisaran suhu optimal untuk pertumbuhan dan juga perkembangannya. Oleh karena itu, dengan pengetahuan suhu pada suatu wilayah atau daerah. Maka hal tersebut dapat memudahkan kita dalam proses budidaya. Sehingga secara otomatis kita dapat
menekan terjadinya kegagalan produksi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Suhu adalah derajat panas yang ditimbulkan oleh suatu benda
2. Alat pengukur suhu yang digunakan yaitu thermometer biasa dengan dua buah
   thermometer yaitu thermometer maksmimal dan minimum.
3. Prinsip Kerja alat ini yaitu terdapat cairan berupa alcohol atau air raksa yang
    digunakan sebagai indikator nilai suhu.
4. Nilai suhu pada pukul 06.00 sampai pukul 12.00 memiliki nilai yang sama
5. Nilai suhu yang sama antara pukul 06.00 sampai pukul 12.00 adalah nilai suhu 
     harian suatu tempat.

B. Saran
Dalam pengamatan suhu menggunakan thermometer  perlu diperhatikan ketelitian dalam pembacaan hasil. Apabila pembacaan tersebut tidak tepat maka nilai suhu setiap waktu yang ditentuk akan memiliki keakuratan data atau hasil.





DAFTAR PUSTAKA
Http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/1935231-suhu-dan kalor. (diakses
pada  tanggal 3 mei 2011 pukul 16.00 WIB)
      
Firmansyah, Aak. 2002. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan Kedelai. Kanisius.
Yogyakarta

Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.

Anonim, 2008. Petunjuk Praktikum Agroklimatologi. IPB Press. Bogor

http://www.scribd.com/doc/31837315/Agroklimatologi-Laporan-Acara-5 (diakses
tanggal 3 juni 2011, pada pukul 20.46 WIB)